Thursday, March 7, 2013

INTRODUCTION : Kejamnya Dunia


INTRODUCTION : Kejamnya Dunia
         
          Ini adalah awal pertama gw nulis cerita. Memang gag sebagus tulisan yang di buat oleh para profesional dalam bidangnya. Tapi untuk ukuran seorang pemula seperti gw ini mungkin sudah menjadi kebanggaan yang tak terkira. Oh ya, nama gw Dhanie Kusnadi, dari pada gw menghabiskan waktu yang berguna seperti tidur, main game, atau gangguin anak perempuan tetangga gw lebih baik gw nulis cerita aja. Mungkin ini bukan di bilang pekerjaan yang pasti tapi dari pada tidak sama sekali. Dunia itu begitu kejam menurut gw. Ngomong-ngomong tentang kejamnya dunia gw teringat tentang kejadian pada waktu masih SMA dulu.
            Kejadian ini terjadi pada waktu gw kelas 2 SMU. Gw bersekolah di SMAN 3 Pekanbaru. Sekolahnya tidak terlalu besar tapi sangat nyaman untuk proses belajar mengajar. Tapi kejadian ini tidak ada hubungannya tentang proses belajar mengajar di sekolah.
            Di hari minggu pagi, kira-kira pukul 06.00 pagi, gw berencana jogging di politeknik (sebuah taman bermain dan orahraga yang berada didekat SMA gw) bersama 2  teman SMA gw. Sambil menunggu mereka menjemput gw, gw melakukan stretching ringan di depan rumah. Gw sempat melakukan kayang beruntun seperti trio macan yang sedang mangung diatas pentas. Sebelum gw melakukan atraksi yang lebih berbahaya tiba-tiba datang seorang pria berisi dengan badan yang lumayan tinggi, wajahnya mirip sekali dengan Sogi Indraduaja yang sering bermain dalam serial comedy Extravaganza. Hanya saja jika sogi dihidungnya ada kutilnya, kalau dia dihidung sebelah kanannya ada taik lalat, ia pun  datang dengan motor Supra X merahnya.
            “ Dhani, Dhani…” Panggilnya dengan suara yang agak parau dari luar pagar.
            “ Iyaa..” Jawab gw, sambil mengakhiri aktrasi yang berbahaya itu.
            “Eh, ngapain ko tadi ?” Tanyanya  bingung.
            “Cuma Steching aja kok.” Jawab gw sambil membuka pagar rumah.
            Teman gw yang mirip dengan Sogi ini bernama Ando. Saat gw mendekatinya, Ando langsung mundur kebelakang.
            “ Gw yang bawa ndo..?? ”
            “ Ya, siapa lagi. Dingim bawa motor pagi-pagi ”
            “ Okelah.” Kata gw pasrah.
            “Oh ya, sebelum ke poltek (singkatan politeknik) kita jemput si gapuak dulu ya.” Seru Ando
            “ Wookeh.”  Kata gw sambil menghidupkan motor dan berjalan. Teman gw yang akan kami jemput ini bernama Shandy. Ia pria berisi dengan badan tinggi. Dan lebih tinggi sedikit dari gw. Ando memanggil si Shandy dengan sebutan gapuak. Ya, memang dia agak sedikit berisi. Oh ya, sekarang wajahnya mirip dengan vocalis Last Child loh.
            Akhirnya, kami sampai di depan rumah Shandy.
            “ Shandy… Shandy…” Teriak Ando di depan rumah Shandy. Sementara gw hanya membunyikan klakson beberapa kali.
            “Iyaaa..” Kata Shandy sambil mengeluarkan motornya dari rumah.
            Kami pun berangkat ke poltek. Saat perjalanan ke sana kami melihat muda-mudi yang berboncengan menuju ke poltek. Gw iri sebenarnya melihat mereka boncengan.
            “Haa.. Lihat mereka pergi dengan pacar mereka, sementara gw… Masak harus membawa peliharaaan gw.” Kata Ando berbicara kepada Shandy yang menyusul kami dari samping.
            “ Maksud lo..!!” Kata gw agak sedikit emosi.
            “ Hahahahhaaha.” Shandy hanya tertawa.
            Akhirnya kami sampai ke politeknik. Ini memang tempat olahraga yang di padati orang, ada ibu-ibu, bapak-bapak, manula, anak-anak, remaja bahkan tante-tante pun ada. Sebelum kami memulai untuk jogging, kami memarkirkan motor terlebih dahulu. 
            “ Dan, buka tolong jok motornya lah.” Kata Ando sambil mengeluarkan semua isi kantongnya.
            “ Ko mau letakkan di jok ? ” Tanya Shandy.
            “ Iya puak. Nanti jatuh-jatuh pula HP ama dompet aku pas jogging.”
            “ Hei, jangan lagi. Ntar hilang, hp ko kan baru beli.” Teriak Shandy melarang.
            “ Gag apa-pa kok. Gag kan ilang do.” Kata Ando sambil menunggu gw membukakan jok motor.
            Gw pun membuka jok motor, Ando pun memasukan dompet dan HP nya di dalam jok. Gw pun ikut memasukan HP gw ke dalam jok motornya Ando.
            “ Ko ikut letak HP di jok dan ?” Tanya Shandy.
            “ Iya, gag pa-pa kok, kalau pun hilang paling HP ando yang diambil. Hp gw kan murahan.” Sambar gw pede.
            “Terserah kalian lah..” kata Shandy lemas.
            Kami pun memulai untuk Jogging, barang-barang yang ada di jok ialah 2 buah HP nokia dan satu buah dompet. Waktu itu Ando baru beli HP. HP dia adalah Nokia 5200 Express music, sedangkan HP gw adalah HP Nokia 1600 special Radja. Yang jika nada deringnya di bunyikan akan ada ringtone lagu hits Radja. “Oho, Aku disini.. Terus berlari.. Terangi mimpi.. Ohhhhhh” Begitulah kira-kira nada ringtonenya.
            Kami pun bergegas untuk jogging. Saat sedang berlari badan gw berbelok sendiri kearah tante-tante dan ibu-ibu yang sedang melakukan senam aerobic. Gw terus melihat senam ibu-ibu itu dari belakang sambil sesekali melakukan gerakan senam. Sementara Ando, dan Shandy masih terus berlari-lari santai memutari lapangan bola yang ada di Poltek.
            Sebelum gw keasikan melakukan senam-senam untuk ibu  yang tidak gw pahami itu tiba-tiba Shandy memanggil gw.
            “Dhan, kemarilah ko.” Teriaknya yang sedang duduk di pinggir lapangan bola bersama Ando.
            “Oh, ya..” Kata gw sambil berlari kearah mereka.
            “Balek kita yuk..?” Seru Ando kecapekaan.
            “ Bentar lagi lah, Sampai senam ibu-ibu ini selesai.” Kata gw semangat.
            “ Ibu-ibu pun ko hembat. Yok cari makan dulu kita.” Ujar Shandy berdiri.
            “ Iyaa, lapar ni.”
            “ Yaudah deh kalau begitu.” Seru gw lemas.
            Kami bertiga pun berjalan menuju tempat parkir motor kami. Gw masih merasa berat meninggalkan tempat ini, soalnya gw masih ingin melakukan senam aerobic sampai selesai. Sesampainya ditempat parkir Ando menyuruh gw membuka jok motor untuk mengambil dompet dan HP kami. Dengan slow motion gw membuka jok motor tersebut, saat membuka jok motor tersebut, begitu terkejutnya kami melihat isi jog itu hanya tinggal dompet Ando saja. Gw sempat shock dan melihat kearah Ando.
            “ Jangan main-main lah Ndo…?” Ujar gw panik
Ando hanya melihat gw kembali. “ Tadi gw bawa HP kan ? ” Ujar Ando panik.
“ Kan udah gw bilang tadi, jangan letak HP di jok. Hilangkan HP kalian.” Kata Shandy datar.
Gw sempat berfikir, kalau HP kami beneran hilang betapa psycopatnya Shandy yang tidak panik melihat HP kami berdua hilang. Ternyata benar, tidak ada diantara kami yang menyembunyikan HP itu. Ternyata positif bahwa HP kami hilang. Gw sempat menahan air mata, karna walaupun Cuma HP biasa, itu adalah pemberian ibu gw, sementara Ando panik dengan wajah yang sedih, apalagi HPnya adalah HP baru, baru seminguan ia membeli HP tersebut dan langsung lenyap begitu saja.
Kami pun menelpon HP kami yang hilang tersebut menggunakan HPnya Shandy. “ No yang anda tunggu sedang sibuk, atau berada diluar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi.” Waa, sudah hilang ni HP kata gw dalam hati. Mana ada pencuri yang masih ngidupin HP yang dia curi dan mengangkat telpon dari orang lain, lalu ia berkata HPnya gw curi ya. 
Shandy pun menyarankan kami untuk melapor kekantor polisi. Kami pun berangkat ke kantor polisi, tapi sayang si Shandy tidak bisa ikut karna ada urusan keluarga. Gw dan Ando pergi ke kantot polisi, Tapi sebelum ke kantor polisi entah mengapa kami mampir ke tempat Redo. Redo adalah kawan sekelas kami yang berprofesi sebagai Atlet Athletic. Badan nya tinggi tegap, kakinya sangat panjang. Dia mungkin adalah manusia tercepat yang gw kenal. Gw masih ingat waktu kami mengambil nilai ujian lari 3 keliling lapangan sepakbola, waktu pak guru membunyai kan isyarat buat memulai pertandingan, gw yang manusia biasa ini baru berlari satu meteran tapi Redo telah sampai di tikungan ketiga. Ntah kenapa gw jadi teringat waktu mengambil nilai olahraga padahal HP kami berdua telah hilang.
Ando pun menceritakan duduk perkara kepada Redo. Dengan rasa persahabatan yang begitu tinggi Redo pun berkata,
“ Ayo, gw kawankan kalian berdua ke kantor Polisi.”
Kami pun berangat ke kantor polisi dengan tartik (Tarek tiga/ boncengan bertiga). Ditengah perjalanan Ando mengeluarkan sumpah serapahnya kepada si pencuri HP, semua nama setan telah diucapkanya, dan bahkan semua nama binatang yang ada dikebun binatang pun telah diucapkannya juga kecuali, tapir dan jerapah. Sedangkan gw hanya bisa pasrah dan berharap polisi bisa menemukan HP kami berdua.
Akhirnya kami bertiga tiba dikantor polisi. Ando langsung melompat dari motor, lalu berlari seperti athlet lari yang lagi dikejar anjing. Gw pun mengejar Ando seperti anjing yang mengejar athlet lari tersebut.
“ Pak, Hp kami hilang… HP 5200 ama 1600… di dalam jok.. waktu kami jogging.. hilang.. pak…” teriak Ando panik.
“ Tenang dulu dek.” Kata pak polisi. “ Duduk dulu.” Sambil menyodorkan tempat duduk. Kami berdua pun duduk sementara Redo menunggu kami diluar kantor polisi.
“ Nah, ada apa adek-adek kemari.” Tanya pak polisi.
“ Kami mau ngajak bapak main PS, ya mau laporan lah pak.” Teriak gw dalam hati.
“ Hp kami hilang di jok pak. Waktu kami sedang jogging di poltek.” Kata Ando.
“ Oh, memang di poltek rawan pencurian dek. Ya sudah nanti bapak kerahkan anak buah bapak untuk mencari HP kalian.”
Gw sempat berfikir bahwa kami sekarang sedang main dalam sebuah sinetron saat mendengar perkataan pak polisi tadi.
“ Tapi sebelum itu, isi nama kalian, no yang bisa dihubungi, ama keluhanya.”
“ KELUHAAN..??” ini kantor polisi atau kelinik Tong fang teriak gw dalam hati. Ando pun mengisi semua data-data tersebut.
“ Nanti kalau sudah ketemu, kami hubungi adek-adek kembali.”
“ Ya pak. Terima kasih atas bantuannya.” Kata kami berdua.
Kami berdua pun keluar dengan dari kantor polisi dengan perasaan sedikit lega. Tapi yang membuat kami panik adalah bagaimana menjelaskan semua ini ke orang tua kami.Redo pun mau membantu kami untuk menjelaskan kepada orang-orang tua kami. Dan akhirnya kami setuju bahwa ke rumah gw lah tujuan pertama. Kami bertiga pun berangkat menuju rumah gw. Di tengah perjalanan gw berharap tidak terjadi hal-hal yang diinginkan. Gw bahkan sempat membayangkan diri gw di usir dari rumah atau di benamkan kedalam sumur seperti film-film sinetron.

Akhirnya kami sampai di rumah gw. Redo dan Ando bersiap diteras rumah gw, sedangkan gw masuk kedalam rumah dan menjelaskan apa yang telah terjadi kepada Ayah dan Ibu gw.
“Itu bukan rezeki kamu nak.” Kata Ayah gw mengiklhaskan Hp yang hilang itu.
“ Kamu ini terlalu ceroboh. Untung HP kamu yang hilang bukan kamu yang hilang. Ibu gag akan belikan kamu HP lagi kalau begini.” Kata Ibu gw marah. Dan akhirnya gw bisa menjelaskan semuanya kepada Ayah dan Ibu gw tanpa bantuan Redo dan Ando. Gw pun merasa lega saat itu karna khayalan gw tadi tidak benar-benar terjadi. Dan kemudian kami pun bersiap ke rumah Ando untuk membantu menjelaskan duduk masalah yang terjadi kepada orang tua Ando.
Dan akhirnya kami semua sampai di rumah Ando, kami tidak tartik lagi, karna kali ini gw membawa motor. Di rumah Ando akhirnya kami menjelaskan semuanya dan akhirnya ibu Ando mengerti. Kami pun berhasil menjelaskan duduk perkara kepada orang tua Ando tanpa ada pertumpahan darah. Setelah menjelaskan semua itu gw dan Ando terpaku diam di dalam kamar Ando. Gw sempat berfikir andai saja gw menuruti kata-katanya Shandy pasti HP gw tidak hilang. Tapi apa boleh buat, nasi telah menjadi bubur. Gw harus bisa move on dan mengiklaskan semua itu.
Besoknya gw kembali seperti kegiatan semula, yaitu belajar ke sekolah. Padahal gw hampir berhasil melupakan HP gw yang hilang tetapi ada hal yang mengesalkan saat pertama kali gw memasuki ruang kelas. Gw terkejut karna anak-anak kelas telah tahu tentang kejadian HP kami hilang, padahal itu baru terjadi kemarin. Gw sempat berfikir mungkin ada paparazzi yang ingin meliput berita  kami yang mungkin jika diterbitkan tidak akan pernah dibaca oleh siapa pun. Selidik demi selidik, ternyata orang yang membesar-besarkan masalah ini adalah Ando sendiri. Dengan bahagia dia menceritakan aibnya kepada teman-teman local. Gw akhirnya sadar terkadang jika kita tidak bisa melupakan sesuatu kita akan menjadi sedikit pede dam agak sedikit gila. Hal ini terbukti dengan Ando yang menceritakan kehilangan HPnya karna gw yakin ia belum bisa melupakan HP barunya tersebut. Terkadang dunia ini begitu kejam, terhadap orang yang tak bisa beradaptasi dengan dunia.       

No comments:

Post a Comment