Assalamualaikum,Wr,Wb.
Nama gue Dhanie Kusnadi. Teman-teman gue biasa manggil gue Dhani. Gue sekarang
adalah Mahasiswa semester delapan disalah satu Universitas Swasta di kota
pekanbaru. Tinggi gue 170 cm, berat gue 60 kg. ideal banget gue sebagai
laki-laki bukan. Kalian tahu Pekanbaru bukan?? Pekanbaru adalah Bali kedua yang
ada di Indonesia (Menurut Gue, karna gue belum pernah ke Bali), walaupun disini
tidak ada pantai. Sebelum gue menjelaskan
semua tentang kota Pekanbaru dan mulai untuk browsing di google mengenai kota Pekanbaru, lebih baik kita
hentikan saja pembicaraan tentang kota Pekanbaru sekarang juga. Loe tahu,
mungkin gue adalah orang yang paling tidak beruntung dalam soal percintaan dan
juga soal proposal yang sampai sekarang ini belum gue kerjain. Loe tahu, dari
semester satu sampai dengan delapan ini mungkin gue udah mendekati enam sampai
tujuh cewek dan semuanya NIHIL, memang soal percintaan gue yang paling ngenes
diantara teman-teman gue. Tapi walaupun dalam hal percintaan gue gagal, didalam
soal pelajaran jangan ditanya lagi, gagal juga gue. MAAF mungkin adalah kata
yang sudah sering gue dengar dari semester satu ampe delapan ini. Setiap gue
mendekati cewek dan bersiap untuk nembak tu cewek pasti jawaban cewek tersebut
begini,” Maaf, gue lagi belum mau pacaran” , bukan hanya urusan cewek gue
sering ditolak, saat gue mau ngajukan judul buat skripsi pun gue juga sering
ditolak, begini kata dosennya,”Maaf judul ini sudah ada.” Padahal bobot gue
sudah sangat ideal untuk kebanyakan cewek-cewek loh.
Begini-begini postur tubuh gue
seperti pemeran Jacob dalam film Twillight
loh. Kalau dilihat-lihat wajah gue mirip Kaka loh, pemain bola asal Brazil yang
sekarang bergabung dengan tim Real Madrid. Hahaha, tapi sayang itu semua hanya
menurut gue, menurut orang lain ya terlalu berlebihan. Tapi loe semua bisa cek
langsung ke Facebook dan Twitter gue untuk melihat wajah gue yang
sebenarnya. Akun Facebook gue namanya
Dhanie Jeagerjaques, nama belakangnya terlihat begitu alay dimata gue. Ya, mau
gimana lagi, gue buat nama itu saat gue masih alay. Saat itu Tulisan “aku” gue
singkat jadi “aq”. Sungguh menjadi zaman-zaman ter-alay buat gua. Sebenarnya
sudah lama gue mau menganti nama akun Facebook
gue, tapi sudah tidak bisa diganti lagi kata Facebooknya, ya terpaksa gue harus makai nama akun itu selamanya.
Kata Jeagerjaques itu gue dapat dari anime Bleach yaitu Grimjoo Jeagerjaques,
loe bisa lihat deh di google tentang
Grimjoo Jeagerjaques. Tapi bukan hanya gue aja yang punya akun alay di Facebook gue,oh ya gue sudah membuang
nama alay gue kok, nama FB gue sekarang Dhanie Kusnadi. Ada tiga orang yang
sama alaynya dengan gue. Yang pertama Arikjatmiko (gue kenalin dia nanti di
cerita Semester 2 ya..) nama akun Facebooknya
ialah Arik Asterindo, walaupun gue sampai sekarang belum tahu apa arti dari
Asterindo tersebut. Yang kedua Eki Ternando (Dia keluar di cerita Semester 4
nanti) Nama akun Facebooknya Eq
Lelivre Fernando, gue pun gag tahu apa makna Lelivre kalau Fernando mungkin
karna dia suka film Telenovela mungkin. Dan yang terakhir Riza Fauzi (Gue
kenalin di semester 1 nanti) nama akun Facebooknya
Luis Riza Fauzi Suarez, gue tahu kenapa ia makai nama Luiz diawal dan Suarez
diakhir, karna ia suka dengan Luiz Suarez. Perasaan gue rasanya ia juga pernah
buat nama akunnya Bambang Riza Fauzi Pamungkas. Dan baru-baru ini dia berhasil
menganti nama Facebooknya dengan Riza
Fauzi. Karna karna ia sudah baca cerita ini. Gue pikir gue aja yang aneh,
ternyata teman-teman gue juga aneh. Hhahahahahh, okey kita balik ke topik
sebelumnya yaitu masalah cewek.
Galau mungkin adalah hal yang biasa gue
alamin, tapi gue tetap semangat, metode hidup gue “ Keep Moving Forward”. Apapun yang terjadi gue harus maju dan maju.
Dari pada gue buka coki gue begitu cepat gue akan berbagi cerita ke loe,loe
semua tentang perjalanan cinta gue yang kandas dan teman-teman yang kocak selama
gue kuliah. Gue akan buat ceritanya sekocak mungkin agar bisa menghibur para
pembaca diluar sana. Sebenarnya saat gue buat cerita ini gue masih berkutat
dengan Bab I di proposal gue, dari pada gue diam aja dan gag melakukan sesuatu,
akhirnya gue membuat cerita ini. Semoga bisa diterima para pembaca yang ada
diluar sana, dan menjadi pelajaran hidup yang bisa diambil (bijak gue kan).
Sebelum itu gue, minta map jika ada salah-salah kata dalam penulisan karna
tidak ada maksud menyindir atau yang lainnya. Baiklah kita mulai chapter
pertama ini dengan membaca basmalah, Bismillahirohmannirohim.
™ Semester
1 : Begin and Meet
Ini adalah lembaran awal cerita gue.
Ini dimulai saat tahun 2009, tepatnya saat gue baru masuk ke Universitas. Gue
mengambil jurusan kependidikan program study bahasa Inggris. Waktu itu ntah
mengapa gue memilih jurusan bahasa Inggris, tapi menurut gue bahasa Inggris
adalah jurusan yang paling keren. Kawan pertama gue di Universitas adalah
Hendra Budiman, gue memanggilnya Budi. Ia adalah pria dengan postur badan tinggi,
dan orang yang pekerja keras. Gue pertama kali bertemu dengan Budi saat MOS di
Universitas. Dia adalah orang yang ikut andil dalam proses pendekatan gue
dengan cewek-cewek yang pernah gue tembak yang akan diceritakan sebentar lagi.
Waktu itu MOS pertama Universitas dimulai, gue pertama kali bertemu dengan Budi
saat kami di bagi menurut kelas masing-masing. Gue masuk di kelas D, tapi entah
mengapa gue berbaris dikelas E, sampai akhirnya gue tersadar bahwa itu
sebenarnya adalah kelas E. Saat itulah gue bertemu dengan Budi, saat itu hari
panas terik di bulan ramadhan, kami di jemur dan berbaris mendengar kata sambutan
dari para dosen, Sumpah panas sekali waktu itu, gue hampir aja membuka baju gue
dan memperlihatkan badan gue yang petak-petak kayak batu bata. Waktu itu semua
mahasiswa baru jongkok dan pergi mencari tempat berteduh, sementara gue sendiri
yang tetap berdiri. Masak gue kalah ama matahari, pikir gue dalam hati.
“Oi bro, ngapain loe tegak-tegak?? Duduk
ajala disini.” Kata orang yang berada di depan gue.
“ Ah iya, nanti ajalah.” Jawab gue
lurus.
“Ohya, nama gue Hendra Budiman.”
“Oh, gue Dhanie, oh ya, loe local D juga
ya..?”
“You Don’t Say.. Ya, iyalah lah, kan gue
baris di kelas D.”
“Oh, Okey..”
Hening
Dan beberapa menit kemudian kami pun berbincang-bincang
ringan dibawah sinar matahri yang mulai membakar tubuh, apalagi saat itu bulan
puasa, rasanya seperti loe siap main futsal 1jam lalu disiram dengan air
hangat, sumpah panas kali waktu itu. Kalau loe gag pernah main Futsal, rasanya
seperti loe siap dikejar Satpol PP lalu kemudian dikejar oleh anjing. Yang
pernah dikejar Satpol PP pasti tahu rasanya tu.
“Balik kita yuk,,?? Panas ha..” Kata
Budi ke gue.
“Eh, acara MOSnya kan ampe jam 4 siang?”
“Siang..?? Sore itu mah.. Iya, pulang
ajalah kita, ngapain disini coba”
“Okey la, kalau loe pulang, gue juga
pulang.” Jawab gue semangat.
“Okey, kita pulang.” Ujar Budi semangat
juga.
Kami pun pulang kerumah masing-masing.
Itulah awal perkenalan gue dengan Budi.
Hari berikutnya, kami pun masuk dan mulai
melakukan pelajaran walaupun dipertemuan pertama ini kami hanya melakukan
perkenalan disetiap pembelajaran dimulai. Dan distulah gue berkenalan dengan
Riza Fauzi. Oh ya, dia ini cowok loh. Gue memangilnya tis,dari singkatan
aoutis. Gue pikir mungkin gue yang paling idiot dari semuanya, tapi gue
bersyukur bertemu dengan teman yang lebih idiot dibandingkan dengan gue. Sebenarnya
dia tidak idiot Cuma mungkin sering terlihat bodoh aja dengan wajahnya yang
agak terlihat mupeng.
“Oi..” sapa Budi kepada gue.
“Oi bud, udah masuk..??” tanya gue karna
mahasiswa-mahasiswa lain telah masuk ke lokal.
“Belum lagi, oh ya jik, ni dhani, dhan
ini Ojikk.” Kata Budi sambil menunjuk ke Ojikk dan menunjuk ke gue lagi.
“Oh, gue dhani.”
“Gue Ojikk.”
Dari situlah gue berkenalan dengan Ojikk.
Simple bukan awal perkenalanya.
Mereka berdualah kawan pertama gue saat
disemester satu. Okey, sudah selesai memperkenalkan kawan-kawan gue disemseter
satu, kini gue akan melanjutkan cerita gue. Saat disemester satu, gue masih
belum menemukan seseorang wanita yang dapat bikin hati gue bergetar seperti
deringan handphone yang sedang menerima SMS masuk, sampai gue bertemu dengan
dia. Namanya Suci Febria, ia adalah wanita yang wajahnya mirip dengan target
gue di SMP yang bernama Rani, gue pikir saat pertama kali bertemu dengan Suci
gue piker dia itu Rani. Gue sampai ragu untuk menyapa nya. Tapi setelah
dilihat-lihat lagi dia hanya mirip dengan Rani, hanya Rani sedikit agak putih.Gue
gag bilang kalau Suci tu tidak putih loh. Tapi ternyata perasaan itu hanya
perasaan suka sebagai teman saja, dan tidak perasaan untuk memiliki. Karna itu
gue gag pernah ngejar Suci. Disemester satu ini gue belum menemukan sesorang
yang pas untuk didekati. Oh ya, gue juga punya teman wanita yang akrab sama gue
saat disemester pertama. Namanya Jana Murissa. Gue akrab sama dia karna waktu
gue lihat teman FB-nya (Dizaman gue kuliah FB yang paling populer, itu mungkin
karna friendster sudah punah mungkin) dia berteman ama cewek gue saat di SMA,
namanya Aisyah Rahmadila. Ntah itu bisa disebut pacaran atau tidak, gue gag
tahu. Tapi beginilah ceritanya.
Waktu itu gue kelas satu SMA, gue
bersekolah di SMA Negeri 3 Pekanbaru. Itu adalah sekolah bertaraf Nasioanl
menurut gue. (Menyombongkan sekolah gue dikit lu), saat gue dikelas satu gue
berkenalan dengan Aisyah Rahmadilah, itu mungkin karna kami satu kelas aja,
kalau tidak satu kelas mungkin kami tidak akan pernah berkenalan. Ia adalah
wanita yang bersifat tomboy dengan rambut pendeknya yang indah. So sweet kali
kalau ingat-ingat tentang dia. Dan ntah mengapa gue suka sikap tomboy yang ada
pada diri Aisyah. Berkat bantuan teman-teman SMA gue, Shandy, Ryan, Amek, Napi
dan Rasyid, gue pun berhasil nembak Aisyah. Dan hal yang lebih menyenangkan itu
gue diterima menjadi pacar olehnya. Rasanya diterima cewek itu seperti loe tahu
bahwa guru loe tidak masuk kelas. Rasanya loe pengen melakukan celebration sepakbola saat itu. Setiap
malam gue selalu meng-SMS dia, tapi sayang jawabanya lama dan singkat dan
terkadang tidak dibalas sama sekali.
“Hai syah, lagi apa ni..??”
[SMS
Terkirim]
beberapa jam kemudian.
Kring,prakdumbrek…
(jangan Tanya kenapa nada dering gue
kayak gini)
[SMS
Masuk]
“Dimana loe dhan..??”
From: Shandy
Anjriit, gue piker dari cewek gue,
ternyata dari Shandy. begitulah seterusnya. Terkadang gue telephone dia, dan
terkadang dia menjawab dan tidak mengangkat telpon nya. Karna itu disekolah gue
bersikap biasa saja lagi dengan Aisyah, mungkin ada yang salah ama gue.
(hahahhaha *menghiburdiri*). Tapi sayang hal indah itu hanya bertahan selama
seminggu. Mungkin itu karna kami ternyata tidak cocok, mungkin. Tapi samapai
sekarng gue sama aisyah masih berteman akrab kok. Kita kembali ke cerita
sebelumnya, waktu itu gue disuruh membuat group untuk lokal kami, gue pun minta
Fbnya teman-teman gue yang lain termasuk jana. Lalu,
“Loe kenal ama Aisyah ya Jan..?” Tanya
gue ke Jana.
“Iyaa, kenapa Dhan..?”
“Ah gag, dia teman gue di SMA, dan
mungkin kami sempat jadiaan.”
“Masak iya, cerita dong.” Kata Jana.
“Kapan-kapan la ya..” Jawab Gue sambil
tersenyum.
“Okee”
Ya, semester satu ini gue habiskan
dengan berkenalan dengan teman-teman sekelas gue. Dan gue sudah akrab dengan
Jana dari semester satu, mungkin dia adalah kawan wanita yang gue dapat pertama
kali di Universitas.
Waktu berjalan begitu cepatnya, dan
akhirnya ujian akhir semester pun dimulai, lu tahu, di semester awal ini gue
belajar sungguh-sungguh, mungkin karna kemauan untuk belajar itu masih ada.
(Curhat gue jadinya kan). Waktu itu gue belum tahu bahwa tempat duduk lah yang
menentuka IP.
Dan tidak terasa semester satu pun berlalu
begitu cepat dan semester dua pun akan segera dimulai.
™
Semester 2 : Blank and Empty
Mungkin dalam cerita di Semester satu
dan dua lah isinya hanya cerita dan prolog saja, karna gue masih belum
menemukan seorang wanita yang dapat buat hati gue bergetar. Ya masih seperti
semester satu, di semester dua ini gue menjalanin kuliah seperti biasanya. Dan
disemseter ini gue sudah akrab dengan teman-teman kuliah gue selain Budi dan si
Ojik. Baiklah di cerita semester dua ini
gue akan mengenalkan kawan-kawan cowok gue yang di semester-semester berikutnya
yang akan ambil andil dalam pendekatan gue terhadap wanita-wanita yang gue
dekatin.
Pertama gue mulai dari Hendra Budiman,
gue udah mengenalkannya dicerita Semester satu,plus tambahan, saat berada
denganya suasana akan menjadi heboh, karna memang sifat Budi yang selalu heboh,
ia juga pria yang pantang menyerah, cita-citanya menjadi pengusaha yang sukses,
dalam hal jualan atau semacamnya dialah yang no satu. (Menurut gue sih). Yang
kedua Riza Fauzi, gue juga udah mengenalkannya di cerita Semester satu diatas,
tapi gue akan menambahkan sedikit Ojik ini adalah orang yang cuek dan kata-kata
motivasinya adalah, “Santaaaaiiii”, dia adalah pria berkaca mata kedua setelah
gue,dan hobinya adalah makan. Dia bisa menghabiskan tiga piring nasi dalam
hitungan detik.(Serius loh). Hebat bukan, tapi badanya tidak pernah menjadi
gendut, badanya tetap kurus walaupun ia banyak makan. Berikutnya Arikjatmiko,
gue memanggilnya Mas Jajat. Dia adalah orang yang berpengaruh besar pada cerita
di Semester tiga dan lima nanti. Dia adalah pria yang pendek dan berbadan
besar. Kalau gue lihat-lihat sekilas ia mirip dengan Hulk, walaupun warnanya
tidak hijau. (Peace Jajat). Tapi kalau memang dilihat baik-baik ia wajahnya
mirip dengan Sutan Batugana loh. Dia mungkin orang yang selalu berhubungan
dengan politik, dia bergabung di group English dikampus kami dan aktif dikegiatan
yang berbau politik dikampus.
Lalu berikutnya ialah Adi Marlison. Ia
adalah ketua tingkat di kelas gue. Dia adalah orang yang berpikiran kedepan, ia
juga yang terkadang memberikan job-job ke pada gue. Kira-kira tingginya sama
dengan Arik, dan yang paling aneh, umurnya lebih tua dari pada gue tapi
wajahnya lebih muda dari pada gue. (Jangan loe kira muka gue boros, begini-begini
sekilas gue ganteng loh,walaupun sekilas tetap saja ganteng), dan lo tahu, kami
lahir di tanggal dan bulan yang sama tapi berbeda tahun. Lalu berikutnya Eki
Karen, ia memiliki badan yang besar, menurut gue dia mirip dengan Egi
Melgiansyah pemain sepak bola di negeri kita, dia memiliki filosofi yang sama
dengan Mas Jajat. Aktif dikegiatan politik. Dan dia sungguh hebat saat bermain
futsal. Dan kemudian Reki, ia adalah pria polos yang masih tersisa dilokal gue.
Tingginya sama dengan Mas Jajat dan Adi. Dan ini adalah contoh percakapan
kepolosan Reki.
Waktu itu gue sedang main catur bersama Ojik
di rumah Budi, waktu itu yang ada di rumah Budi adalah Adi, Eki Karen, Ojik,
Reki, Gue dan Budi. Tentu saja ada Budi, kami kan main dirumah dia.
“Ayo, loe lagi yang jalan tis.” Ujar gue
ke Ojik. (Gue memanggil Ojik dengan sebutan tis yang diambil dari kata Aoutis)
“Tunggu bentar tis.” Jawab Ojik. (Oh ya,
Ojik juga manggil gue dengan sebutan tis)
“Yaaakk,, loe lagi tis.” Sambung Ojik.
Saat itu gue terdesak, kalau gue jalan
kan menteri gue ke jalan yang salah gue akan tamat dalam permainan ini, Selagi
gue berfikir tiba-tiba,
“Dhan, daftar twitter kayak mana
caranya?” Tanya Reki serius.
“Payah ki, loe harus daftar kecamat
dulu.” Jawab gue spontan.
“Masak iya, rumit juga ya.” Jawab Reki
serius.
Mendengar Reki serius dengan hal itu pun
kami semua pun tertawa terbahak-bahak sampai tak karuan lagi ntah itu suara
ketawa atau suara orang yang sedang nanggis. (Hahahhaaha, menulis cerita ini
aja ampe buat gue tertawa tak karuan). Kemudian Nurul Wahyudi, ia adalah kawan
akrab Mas Jajat, berbeda dengan Mas Jajat, ia adalah orang yang banyak
mempunyai video 3.gp di hapenya. Gue memanggil dia bebe (Bos Bokep) dan juga
makelar video dikelas gue. Walaupun begitu dia adalah orang yang baik dan
selalu bersikap positif. Dan yang terakhir ialah Eki Ternando, ia keluar
dicerita ini saat semester empat nanti, dan biarlah menjadi misteri untuk saat
ini.
Itulah teman-teman gue yang akan
berperan pada setiap cerita nanti. Ya, gue lagi mengingat-ingat apa yang
terjadi di semester dua kemaren, tapi memang kalau diingat-ingat memang gag ada
cerita special yang terjadi disemester satu dan dua ini. Anggap sajalah
semester dua ini adalah pengenalan tokoh utama yang akan tampil di cerita ini.
Tapi gue masih merahasiakan wanita-wanita yang akan berperan penting dalam
cerita ini ya. Okey.
TO BE CONTINUED
No comments:
Post a Comment