


Tertanda

Imagine

Ini adalah salah satu surat
pemberitahuan yang diberikan oleh Imagine kepada korbannya. Dua tahun yang lalu
nama Imagine tidak asing lagi ditelingga kita. Imagine adalah pencuri
profesional yang namanya telah terkenal di seluruh penjuru dunia. Target utama Imagine
adalah Diamond dan barang-barang berharga lainnya,dan semua aksi-aksinya dilakukan
dengan bersih. Target utama pencuriannya adalah diwilayah Asia, tapi ia juga
sering mendapatkan job untuk melakukan penjurian di Europe, seperti di Amerika
dan Paris. Bahkan FBI dan badan-badan intelejensi lainnya sulit melacak keberadaannya.
Tidak ada yang tahu apa tujuan ia
mencuri Diamond-Diamond dan barang-barang berharga tersebut, yang jelas saat ia
menetapkan tujuan yang akan dicurinya ia pasti akan mendapatkannya. Tapi dalam
beberapa tahun ini keberadaannya hilang, ada kabar kalau ia sudah di tangkap,
dan ada juga kabar bahwa ia sudah mati. Dan sampai sekarang pun, walaupun ia di
kabarkan sudah tertangkap atau pun sudah mati tidak ada satu pun yang tahu
sosok sebenarnya Imagine.
Pekanbaru, 18 Juni. Disalah satu
kota yang berada di daerah Sumatra inilah sosok Imagine yang baru akan muncul
kembali. Ini adalah hari pertama sekolah-sekolah di Indonesia memulai pelajaran
atau tepatnya tahun ajaran baru.
“Hmm..” Ujar seorang anak yang
berambut acak-acakan, dan berpostur badan 174 cm, ia mengenakan seragam SMA. Ia
membaca koran sambil menggigit roti tawar dimulutnya. Raka, itulah identitasnya
yang terdapat diseragam SMA nya. Ia terus membaca koran di perjalanan menuju
sekolahnya, saking seriusnya ia membaca koran, ia sampai melewati gerbang
sekolahnya.
“Hmm, terlewat ya.” Ujarnya dalam
hati.
Raka
pun langsung bergegas menuju ke kelasnya, jam waktu itu menunjukkan pukul
07.30. ini adalah hari pertama ia belajar di SMA.
“ Hei Raka, tunggu…!!” teriak
seorang pemuda berambut pendek, ia menggunakan kaca mata. Tingginya hampir sama
dengan Raka, 170 cm. Diki Effendy, itulah identitas yang terdapat di seragam
SMA nya.
“Haah..” ujar Raka sambil melihat
kebelakang.
“Sepertinya kita satu kelas lagi
ya..” kata Diki sambil menepuk pundak Raka.
“Ah, iya ya.. udah setahun ini kita
sekelas sejak di SMP ya..” kata Raka sambil berhenti sejenak. “Eh lihat, cewek
kelas kita cakep-cakep.” Sambung Raka sambil masuk kedalam kelas.
“Huuft.. Belum berubah juga ni
anak.” Kata Diki sambil mengeleng-gelengkan kepalanya.
Mereka
langsung duduk di bangku mereka masing-masing lalu waktu pun berjalan begitu
cepat dan bel tanda pelajaran pertama pun berbunyi. Waktu istirahat pun tiba,
jam pelajaran satu sampai tiga pun selesai.
“Hei, hei.. bangun sudah jam
istirahat ni.” Kata Diki kepada Raka yang terus tertidur dari jam pertama
dimulai.
“Heee..” kata Raka sambil
mengosok-gosok matanya. “Eh,selamat pagi Diki.”
“Pagii..? ini sudah jam setengah
sebelas tahu..!!!”
“Hmm,, apa aku masih tertidur
Dik..??” kata Raka sambil menggosok-gosok matanya.
“Kenapa..?”
“Kenapa ada bidadari disana..?” ujar
Raka sambil menunjuk ke arah seorang gadis blesteran yang sedang dikerumuni
siswa-siswi lain.
“Bidadari..?” lalu melihat kearah
yang ditunjuk oleh Raka. “Oh, Cathy.. Katanya dia baru pindah ke kota ini. Ia tinggal
ama pamannya seka.. Hei dengar dong..!!” Teriak Diki geram yang melihat Raka
menghampiri Cathy.
“Hai, What’s your name..?” ujar Raka
sambil mengambil kursi lalu duduk disamping Cathy.
“Cathy, salam kenal ya Raka..” kata
Cathy manis.
“Oh, bisa bahasa Indonesia ya. Hmm
tunggu, kenapa kamu tahu nama aku..?” tanya Raka penasaran.
“Iyaa.. nanti kamu juga tahu kok.
<3”
Raka
hanya diam dan penasaran saat iya sedang binggung bel tanda pelajaran dimulai
pun berbunyi kembali. Masih ada rasa penasaran di pikiran Raka, yang terlihat
jelas di wajahnya.
“Hei Dik..” bisik Raka kepada Diki
yang duduk disampingnya.
“Ada apa..? tumben kau tidak tidur.”
“Aku masih penasaran ama Cathy.
Kenapa dia bisa tahu nama aku ya..?”
“Kau bodoh ya..?”
“Apa maksud mu..?”
“Kan udah jelas ada tulisan Raka
diseragam mu itu kan.”
“Eh iya juga ya.” Kata Raka memasang
poker face.
“Yang di belakang tolong kecilkan
suaranya ya.” Kata Guru MTK yang sedang mengajar didepan kelas. “Coba Raka,
kamu kerjakan ketiga soal ini..!!”
“Gara-gara kau ni Dik..!” kata Raka
dan lalu maju untuk mengerjakan soal Matematika yang ada di papan tulis.
Soal
di papan tulis : Diketahui suku f(x) dan g(x) sebagai berikut.
F(x)
= 2x4 - 3x2 + 5x – 6
G(x)
= 2x2 – 7x + 10
Tentukan
:
- F(x) + g (x)
- F(x) – g (x)
- F(x) x g(x)
“Hmm…” kata Raka sambil mengambil
spidol lalu mengerjakan semuanya.
- F(x) + g(x) = (2x4
– 3x2 + 5x – 6) + (2x2 – 7x +10)
2x4 – x2 – 2x +4
- F(x) – g(x) = (2x4
– 3x2 + 5x – 6) – (2x2 – 7x +10)
2x4 – 5x2 + 12x
– 16
- F(x) x g(x) = (2x4
– 3x2 + 5x -6) x (2x2 – 7x +10)
4x6 -14x5 + 20x4
– 6x4 + 21x3 – 30x2 + 10x3 -
35x2 + 50x – 12x2 +42x – 60
4x6 – 14x5
+ 14x4 +31x3 – 77x2 + 92x – 60
“Woow” ujar sang guru terkejut,
“Padahal bapak belum menjelaskan semuanya, tapi kamu sudah bisa mengisi
jawabanya dengan benar. Beri tepuk tangan buat Raka.” Kata sang guru kagum sambil
memberi tepuk tangan.
Raka
senyum-senyum sambil berjalan ke tempat duduknya.
“Seperti biasa ya..” kata Diki
sambil memberikan tanganya buat high five. Raka pun melanyambutnya dengan
senang hati.
Dari
SMP memang Raka orang yang sangat pintar, dia bisa menganalisis berbagai hal.
Terlebih lagi sifatnya yang santai, dia ibarat anak pemalas yang diberkahi otak
yang luar biasa.
“Oh ya ka, setelah pulang sekolah
nanti aku main ke rumah kau ya, ada yang mau aku lihatin.”
“Apaan tu..?” tanya Raka, “Jangan
bilang penemuan mu yang aneh lagi ya.”
“Jangan sebut aneh, suatu saat itu
akan berguna.” Teriak Diki geram.
“Yang dibelakang jangan ribut…!!”
teriak pak Guru berang.
“Kan kau lagi yang buat ribut kan
Dik..!!” bisik Raka ke Diki.
Pelajaran
pun selesai, Raka langsung keluar kelas dan mengikuti Cathy dari jauh.
“Ada yang aneh ama ni cewek.” Kata
Raka dalam hati.
Raka
pun membuti Cathy , ia terlihat seperti cowok mesum yang sedang mengintai
mangsanya.
“Hmm, jalan ini kan menuju ke rumah
ku..” ujar Raka dalam hati sambil membuntuti Cathy dengan hati-hati agar tidak
ketahuan.
Dengan
seksama dan hati-hati Raka membuntuti Cathy, sampai akhirnya Cathy berhenti di
sebuah rumah besar yang terdiri dari dua lantai.
“Waa, ini kan rumahku.. apa yang
dilakukan wanita ini dirumahku..?” pikir Raka curiga.
Cathy
pun langsung mengetuk pintu rumah Raka. Lalu dari dalam pintu keluar orang tua
yang memakai kemeja rapi dan sangat klimis. Orang tua itu berambut hitam tetapi
di sekitar daerah jambang dipenuhi dengan uban.
“Long time no see, honey.” Ujar
orang tua itu kepada Cathy sambil membuka tangannya agar di peluk oleh Cathy.
Cathy langsung memeluk pak tua itu dengan perasaan senang. Pak tua itu langsung
mempersilahkan Cathy masuk kedalam ruamah Raka. Raka terkejut melihat hal itu.
“Apa yang dilakukan ama kakek
itu..?!, hmm tunggu dulu.” Ujar Raka dalam hati lalu menuju kedalam rumah.
“Bruak” terdengar pintu rumah
terbuka dengan sangat kuat, lalu Raka berteriak.
“Hahhaa.. akhirnya aku tahu hubungan
kalian pak tua.”
Suasana berubah menjadi hening.
“Hubungan maksud mu..?” tanya pak
tua itu.
Sementara itu Cathy diam dan melihat
keduanya.
“Tunggu, ini bukan seperti yang kau
bayangkan Raka..!!” teriak pak tua itu panic.
“Tenang saja, aku tahu hubungan
kalian tak lebih dari hubungan ayah dan anak.” Kata Raka santai sambil
meletakkan tasnya disebuah kursi yang berada didekat mereka.
“Dari mana kau tahu hubungan kami
adalah ayah dan anak..?” tanya Cathy.
“Aku bisa tahu kalian ayah dan anak
dari dua hal. Pertama, saat Kakek ini menyebut “Long time no see, honey”,
disini aku bisa tahu bahwa kalian pernah bertemu sebelumnya.”
“Terus..? bisa sajakan kau menganggap
kami menjalin hubungan lain.” Sambut Cathy cepat.
“Pertama aku berpikir begitu, tetapi
dari hal yang kedua aku bisa melihat hubungan kalian yang sebenarnya.”
“Hal kedua..? apa itu..?” tanya
orang tua itu.
“Hal kedua itu adalah mimic wajah
kalian. Saat ku melihat kakek ini memeluk Cathy itu seperti wajah seorang orang
tua yang merindukan anaknya, dan saat aku melihat Cathy, ia sangat bahagia ia
terlihat seperti aku saat memeluk ayahku dulu.” Kata Raka agak sedikit sedih.
“Maafkan aku karna mengingatkan mu
dengan ayahmu Raka.” Kata pak tua itu sambil memegang bahu Raka. Sebagai
pemberitahuan, orang tua ini bernama Thomas. Ia adalah tangan kanan ayah
Raka,dan sudah dianggap saudara. Sedangkan ayah Raka seorang Aktor yang sudah
meninggal dua tahun yang lalu karna mengalami kecelakaan lalu lintas.
“Santai saja pak tua.” Kata Raka
sambil tersenyum kearah Thom.
“Hei kau..!!” kata Cathy marah.
“Haa..”
“Jaga sopan santun mu, aku sudah
muak melihat mu memanggil ayahku dengan sebutan Pak tua.” Ujar Cathy marah
sambil mengarahkan tendangan kearah wajah Raka, roknya terangkat dan membuat
celana dalamnya kelihatan. Dengan reflex Raka mundur dan mengelak tendangan
Cathy yang hampir menghantam mukanya, saat Raka mau melakukan serangan balasan
tiba-tiba Cathy mengarahkan pukulan tepat kearah pipi kiri Raka, dan membuat
Raka terhuyung kekanan, lalu tanpa pikir panjang Raka langsung membalas pukulan
keras Cathy dengan tendangan berputar tapi sayang tendanganya dapat ditangkis
oleh Cathy dengan menyilangkan tanganya.
“Diaa..” Ujar Cathy dalam hati.
“Aduuuhhh..” teriak Raka sambil
mengelus-elus pipi kirinya yang terkena telak pukulan Cathy.
“Jeet Kune Do*” kata Raka dalam
hati. “Wanita ini kuat, lebih kuat dari kakek itu.”
(Jeet
Kune Do : Bela diri gabungan yang terdiri dari kungfu, karate, judo tinju dan
belah diri lainnya. Bela diri ini sangat sadis karna menyerang bagian vital
lawan. Dan bela diri ini diciptakan actor laga Bruce Lee.)
“Kali ini kau takan membalas.”
Teriak Cathy sambil berlari kearah Raka.
“Tunggu..” kata Raka panic.
Saat
Cathy berlari menuju Raka, Thom lalu berdiri kearah Cathy lalu memasang wajah
yang menakutkan. Seperti aura membunuh yang luar biasa keluar dari dari diri
Thom. Cathy pun langsung berhenti dan menundukan kepalanya. Lalu berkata, “Maafkan
aku Ayah.”
“Haha, jangan diulangi lagi ya
Cathy.” Sambil mengosok-gosok kepalah Cathy. “kau tidak apa-apa Raka..?”
Raka hanya terdiam, baru kali ini ia
melihat Thom sampai semarah itu. Padahal saat melatih Raka ilmu bela diri, ia
tidak pernah seperti itu. Lalu Raka pun bangun dan menuju ke arah Cathy.
“Maafkan aku ya Cathy.” Sambil
menjulurkan tangan kanannya.
Cathy hanya diam dan menyambut
tangan Raka.
“Lain kali kalau kau ingin
melanjutkan ini, aku ada di halaman belakang. Dan satu lagi, aku harap kau
memakai celana saat sparing dengan ku.”
“Kenapa..?” tanya Cathy melihat
kearah Raka.
“Karna celana dalam mu mengganggu
konsentrasi ku.” Ujar Raka sambil mengarahkan jempolnya kearah Cathy.
Cathy
hanya terdiam malu, lalu ia mengeluarkan sebuah bingkisan dari dalam tasnya.
Dan memberikannya kepada Thom.
“Apa ini Cathy..?” tanya Thom.
“Tidak tahu, ibu Raka yang
memberikannya kepada ku saat aku mau menuju kesini.”
“Kau kenal ibuku..?” tanya Raka
penasaran.
“Tentu saja, aku tinggal bersama ibu
mu di Amerika.”
“Haa..? hei kakek tolong jelaskan
ini..”
“Iya, ibumu serta istriku dan Cathy
tinggal di Amerika, semenjak ayah mu meninggal. Ibumu ada urusan disana.
Jadinya ia menetap dirumah istriku yang berada di Amerika.” Kata Thom sambil
membuka bingkisan yang dikirimkan ibunya Raka.
“Apa isinya Ayah..?” tanya Cathy
penasaran.
Raka
yang tadinya tak tertarik dengan bingkisan itu lalu mendekat kearah Thom dan
Cathy.
“Isinya hanya surat, kaset DVD, dan
sebuah pena.” Kata Thom.
“Ayo buka surat itu sekarang.” Kata
Raka penasaran. Thom pun membuka surat tersebut.
Thomas,
apa kabarmu disana? Aku harap kau tidak kerepotan dengan sikap Raka disana. Dan
apa Raka baik-baik saja?. Maafkan aku merepotkan mu terus-menerus. Sebenarnya
aku ingin menyampaikannya secara langsung melalui telepon atau Skype, tapi aku
sulit mengatakanya langsung kepada Raka. Sepertinya ini sudah waktunya Raka
tahu tentang semuanya. Didalam kaset DVD itu adalah pesan terakhir ayahnya, dan
pena itu adalah kunci untuk masuk diruang rahasia yang terdapat didalam kamar
ku.
Sepertinya masih lama aku akan
berada disini. Sampaikan salam ku ke Raka, Thom. Dan sepertinya Cathy akan merasa bahagia berada
disana bersama mu. Tolong sampaikan semuanya ke pada Raka.
Sahabatmu,
Jessica
Ismail
“Apa maksudnya ini kek..? Rahasia
apa yang kalian sembunyikan..?” tanya Raka agak geram.
“Kau akan tahu saat melihatnya.
Bawalah pena dan kaset DVD ini lalu pergilah kekamar ayah dan ibumu.”
“Terus, untuk apa pena ini..?” tanya
Raka penasaran.
Sementara
Cathy hanya terdiam sambil melihat kearah wajah Raka dan Ayahnya.
“Mungkin itu kunci untuk membuka
ruangan rahasia..” kata suara yang tiba-tiba muncul dari balik pintu depan
rumah Raka.
“Dikkii..” Teriak Raka yang kaget
melihat Diki masuk kerumahnya.
“Ah, maafkan aku jika tidak sopan.
Aku terus memgikutimu dari awal pulang sekolah, dan lagii…” Ujar Diki, lalu
melihat kea rah Cathy.
“Yang tadi hebat sekali, apalagi
tendangan itu. Aku lihat sesuatu yang luar biasa.” Sambung Diki kagum sambil
terpana melihat Cathy.
“Aku tahu apa yang kau maksud.”
Sambung Raka sambil tersenyum kearah Cathy.
“Apa-apaan kalian ini!!” Teriak
Cathy sedikit marah.
“Sudah,sudah. Diki benar itu adalah
kunci rahasia untuk membuka ruangan rahasia yang ada didalam kamar orang tua
mu.” Ujar Thomas.
“Tepat seperti dugaan ku.”
“Jadi dimana ruangan rahasia itu
kakek..?”
“Setelah kau menonton DVD itu kau
pasti akan tahu semuanya. Kalau begitu aku harus mengabari ibumu yang ada di
Amrik.” Kata Thom sembari pergi.
“Hei paman.. jangan bilang ini DVD
yang tidak benar.” Kata Diki agak panic.
“Apa maksud mu, ini dari ibuku.”
Jawab Raka sambil meninju bahu Diki.
“Kan barang kali,, Oh ya, apa kami
boleh melihat isi DVD itu..?”
“Tentu saja, karna kalian berdua
telah terlibat ya harus ikut sampai akhir.” Jawab Raka sambil mengelus pipinya yang terkena pukulan Cathy.
"Apa itu sakit?"
"Tentu saja..!! Pukulan mu lebih kuat dari kakek itu saat melatih ku!!"
"Ah, maafkan aku." Kata Cathy menyesal.
"Santai saja, aku udah terbiasa kok."
Dan mereka bertiga menuju ke sebuah
kamar, Raka lalu membuka pintu kamar tersebut diikuti oleh Diki dan Cathy.
Didalam kamar tersebut terdapat sebuah kasur, yang didepannya ada perlengkapan
home teater yang sangat mewah sementara di samping tempat tidur terdapat lemari
tua yang sangat besar dan memiliki empat pintu, yang anehnya dipintu lemari
keempat tidak ada ganggang untuk membuka pintu. Ditembok terdapat foto keluarga
Raka, dalam foto itu ada tiga orang, yaitu seorang cowok yang memiliki wajah
yang tampan dan postur tubuh yang atletis, sementara itu disampingnya ada
seorang wanita yang sangat cantik, rambutnya pnjang dan agak setikit keriting,
sedangkan didepannya ada seorang anak SMP yang tersenyum bahagia, ia tak lain
dan tak bukan adalah Raka, sementara pria dan wanita didalam foto itu adalah
Ayah dan Ibu Raka. Didekat pintu kamar terdapat meja yang didepannya terdapat
cermin yang sangat besar, meja ini mempunyai dua kelebihan yaitu untuk berdanda
bagi para wanita dan bisa menjadi meja kerja untuk para pria, diatas meja itu
terdapat buku-buku yang sangat banyak yang tercampur dengan peralatan rias
wanita, dan terdapat kursi didepanya.
“Hey, apa ini kamar mu..?” tanya
Cathy.
“Bukan, ini kamar Ayah dan Ibu ku..”
“Apa kami boleh masuk kesini..?”
Tanya Diki sambil melihat foto keluarga Raka.
“Kitakan mau membuka ruang rahasia
yang berada dikamar ini, walapun entah dimana ruangan itu.” Jawab Raka sambil
memutar kaset DVD di home teater.
“Ayo kita lihat apa isi DVD ini.”
Kata Raka sambil memegang remote dan duduk diatas kasur. Cathy pun duduk dikursi
yang berada didepan meja yang dipenuhi buku-buku itu. Sementara Diki duduk
dikasur bersama Raka.
Raka pun langsung menghidupkan TV
dan memutar DVD menggunakan remote yang ia pegang. Tiba-tiba muncul seorang pria
yang tak lain adalah ayah Raka disebuah ruangan yang sangat asing bagi mereka
semua. Didalam layar ayah raka berdiri membelakangi sebuah papan tulis.
“Apa ini sudah hidup Thom..?” tanya
ayah Raka kepada sesorang yang berada dibelakang kamera, yang tak lain ia
adalah Thomas.
“Sudah, apa yang kau tunggu lagi.
Ayok kita mulai.” Teriak Thom, tapi wajah Thom tidak terlihat didalam video
tersebut.
“Apa ini suara ayahku..?” tanya
Cathy
“Sepertinya iya.” Jawab Raka dan
melanjutkan mendengarkan video tersebut.
“Baiklah kita mulai Thom.” Kata Ayah
Raka.
“Raka, kalau video ini sampai ke
kamu, berarti Ayah sudah tidak ada lagi didunia ini. Ada yang mau Ayah katakan
kepadamu Raka. Sebelum itu, Ayah mau bertanya kepadamu. Apa kamu tahu tentang Imagine…”
Raka
pun langsung memenekan tombol stop pada remote yang dipegangnya.
“Imagine..?? apa kau membawa
laptopmu Dik..?” tanya Raka.
“Oh, aku bawa’.” Jawab Diki sambil
mengeluarkan laptop dari tas yang disandangnya dari tadi.
“Coba kau cari informasi tentang Imagine
ini.”
“Tapi aku tidak membawa modem.”
“Bagaimana kalau gunakan saja HP ku
sebagai modem, pulsanya banyak loh.” Kata Cathy sambil membawa kursi yang
berada di meja kerja itu dan mendekati Raka dan Diki.
“Oh, terima kasih.” Kata Raka.
“Baiklah aku akan coba mencarinya.”
Ujar Diki sambil mencari informasi mengenai Imagine
di internet, sementara Cathy dan Raka hanya melihat Diki mengotak-atik
laptopnya.
“Ada…” Teriak Diki cepat.
“Apa katanya disitu..??” tanya Cathy
penasaran.
“Imagine, ia adalah pencuri yang
sedang dalam masa pencarian oleh kepolisian Indonesia, Ia mencuri beberapa
barang-barang penting dari penjuru dunia, tapi target utama pencuriannya adalah
diamond. Bahkan ia dicari oleh FBI, CIA, dan badan intelegensi lainya. Tapi
kabar keberadaanya selama dua tahun ini sudah tidak ada lagi. Itu yang tertulis
di blog ini.” Baca Diki.
“FBI, dan CIA..??” tanya Raka.
“Iya, itu yang tertulis disini.”
“Apa hubungan ayahmu dengan semua
ini..?” Tanya Cathy cepat.
“Aku juga tidak tahu.” Jawab Raka
bingung.
“Ayo kita lanjutkan.” Kata Raka
sambil mebekan tombol play di remote yang di pegangnya.
“Jika kamu sudah tahu seperti apa
pekerjaan Imagine itu, ayah mau mengatakan sesuatu kepada mu. Sebenarnya Imagine
itu adalah a..”
Apa yang akan disampaikan ayah Raka sebenarnya, kita baca kelanjutanya di minggu depan.
TO BE CONTINUED
CREATED BY. DHANIE KUSNADI
No comments:
Post a Comment